PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH BELIMBING (Averrhoa carambola L.) DAN PROPORSI PENAMBAHAN GULA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK LEMPOK BELIMBING
Abstract
Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah yang populer di Indonesia. Rasanya yang manis, kandungan vitamin A dan vitamin C yang tinggi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan lempok. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktorial yaitu tingkat kematangan buah belimbing dan proporsi penambahan gula, masing-masing terdiri dari 3 level, sehingga didapatkan 9 kombinasi dan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Faktor pertama tingkat kematangan buah belimbing, yaitu buah belimbing mentah, setengah matang dan matang. Faktor kedua proporsi penambahan gula, yaitu 4%, 6% dan 8%. Produk lempok belimbing terbaik (Zeleny) menurut parameter fisikokimia dan organoleptik adalah belimbing matang dengan proporsi penambahan gula 4%, dengan nilai kadar air (18.81%), vitamin C (19.83mg/100g), total gula (42.94%), kadar abu (1.43%), tekstur (19.60N), tingkat kecerahan L* (46.73), tingkat kemerahan a* (10.30), tingkat kekuningan b* (14.87), kesukaan warna (4.10), kesukaan aroma (3.80), kesukaan rasa (4.35) dan kesukaan tekstur (3.68).
Â
Kata Kunci: Averrhoa carambola L., Belimbing Manis, Lempok belimbing, Pangan Tradisional