ISOLASI PROTEIN SORGUM SEBAGAI PRODUK SAMPING EKSTRAKSI PATI MENGGUNAKAN METODE PENGGILINGAN BASAH

Authors

  • Endah Wulandari Universitas Padjadjaran
  • Souvia Rahimah Universitas Padjadjaran
  • Rivaldo Giovano Totos Universitas Padjadjaran

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.jpa.2021.009.03.2

Keywords:

Isolasi protein, Penggilingan basah, Sorgum

Abstract

Sorgum merupakan serealia dengan kandungan protein yang cukup tinggi, namun, memiliki kandungan tanin. Perlu pengolahan lebih lanjut untuk dapat memanfaat sorgum sebagai sumber protein yaitu dengan mengisolasi proteinnya. Isolasi protein merupakan langkah untuk memurnikan protein dari bahan lainnya. Setelah dilakukan isolasi protein terhadap sorgum maka dapat diketahui karakteristik fungsional proteinnya. Metode isolasi protein dilakukan secara fisik yaitu metode penggilingan basah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio perendaman dalam proses isolasi protein yang menghasilkan kadar protein tertinggi dengan metode penggilingan basah, menggunakan sorgum sebagai bahan utama. Metode penelitian adalah eksperimental yang dilanjutkan dengan analisis deskriptif. Hasil isolasi dengan kadar protein tertinggi didapat sebesar 61.69% dengan rasio perendaman sorgum : air = 1:4 menghasilkan rendemen sebesar 5.78%.

References

Adistya, R. (2006). Kajian Nasi Sorgum Sebagai Pangan Fungsional. Institut Pertanian Bogor.

Amrinola, W., Widowati, S., & Hariyadi, P. (2015). Metode Pembuatan Sorgum Sosoh Rendah Tanin pada Pembuatan Nasi Sorgum (Sorghum Bicolor L) Instan. ComTech: Computer,

Mathematics and Engineering Applications, 6(1), 9. https://doi.org/10.21512/comtech.v6i1.2280

AOAC. (2005). Official Methods of Analysis. Association of Official

Analytical Chemists. Benjamin Franklin Station, Washington.

Ariningsih, E. (2004). Kajian Konsumsi Protein Hewani Pada Masa Krisis Ekonomi di Jawa. Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian. Bogor (ID): Departemen Pertanian.

Ballester-Sánchez, J., Gil, J. V., Fernández-Espinar, M. T., & Haros, C. M. (2019a). Quinoa wet-milling: Effect of steeping conditions on starch recovery and quality. Food Hydrocolloids, 89, 837–843. https://doi.org/10.1016/j.foodhyd.2018.11.053

Ballester-Sánchez, J., Gil, J. V., Fernández-Espinar, M. T., & Haros, C. M. (2019b). Quinoa wet-milling: Effect of steeping conditions on starch recovery and quality. Food Hydrocolloids, 89, 837–843. https://doi.org/10.1016/j.foodhyd.2018.11.053

Bartos, C., Jójárt-Laczkovich, O., Katona, G., Budai-Szűcs, M., Ambrus, R., Bocsik, A., Gróf, I., Deli, M., & Szabó-Révész, P. (2018). Optimization of a combined wet milling process in order to produce poly(vinyl alcohol) stabilized nanosuspension. Drug Design, Development and Therapy, Volume 12, 1567–1580. https://doi.org/10.2147/DDDT.S159965

Cruz, D. B. da, Silva, W. S. V. da, Santos, I. P. dos, Zavareze, E. da R., & Elias, M. C. (2015). Structural and technological characteristics of starch isolated from sorghum as a function of drying temperature and storage time. Carbohydrate Polymers, 133, 46–51. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2015.07.003

De Mesa-Stonestreet, N. J., Alavi, S., & Bean, S. R. (2010). Sorghum Proteins: The Concentration, Isolation, Modification, and Food Applications of Kafirins. Journal of Food Science, no-no. https://doi.org/10.1111/j.1750-3841.2010.01623.x

Fahma, R. (2012). Pengaruh Variasi Konsentrasi Katalis KOH pada Pembuatan Matil Ester dari Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa Linn). Jurusan Kimia, Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan : Jurnal Penelitian Sains, 15.

Haryansyah, C. (2009). Produksi Konsentrat Protein Biji Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus (L.) DC) serta Analisis Sifat Fisikokimia dan Fungsionalnya. Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Hidayat, T. (2005). Pembuatan Hidrolisat Protein dari Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) dengan Menggunakan Enzim Papain. Program Studi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Kelautan Intitut Pertanian Bogor, 70.

Houlihan, D., Boujard, T., & Jobling, M. (2001). Food Intake in. Blackwell Science, Ltd., Oxford, UK.

Illaningtyas, F., & Istini, S. (2015). Pengaruh Suplementasi Isolat Protein Sorgum Terhadap Sifat Kimia, Biologis dan Organoleptik Biskuit Sorgum. 14.

Kanetro, B. (2017). Teknologi Pengolahan dan Pangan Fungsional Kacang Kacangan. Plantaxia Press, Yogyakarta.

Lqari, H., Vioque, J., & Pedroche, J. (2002). Lupinus angustifolius protein isolates: Chemical composition , functional properties and protein characterization. Food Chemistry, 7, 349–356.

Mardawati, E., Sukarminah, E., & Onggo, T. M. (2010). Pengolahan Sorgum Menjadi Aneka Produk Pangan. Penerbit Pustaka Giratuna, Bandung.

Nurhasanah, A., Azadi, A., & Nursani, D. (2018). Uji Kinerja Mesin Penyosoh Sorgum Type Silinder Vertical Tingkat Tiga. 11.

Singh, H., Sodhi, N. S., & Singh, N. (2010). Characterisation of starches separated from sorghum cultivars grown in India. Food Chemistry, 119(1), 95–100. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2009.05.086

Sirappa, M. P. (2003). Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia Sebagai Komoditas Alternatif untuk Pangan, Pakan dan Industri. 8.

Sukarminah, E. (2015). Karakteristik Biji Sorgum Putih Varietas Lokal Bandung yang Berhubungan dengan Penyosohan.

Suprijadi. (2012). Karakteristik Sifat Fisik Dan Kimia Tepung Sorgum (Sorghum Bicolor L) Rendah Tanin.

Tabri, F., & Zubachtirodin. (2014). Budi Daya Tanaman Sorgum. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Jawa Timur.

Widowati, S. (2009). Prospek Sukun Sebagai Pangan Sumber Karbohidrat dalam Mendukung Diversifikasi Konsumsi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka.

Wulandari, E., Sihombing, F. S. P., Sukarminah, E., & Sunyoto, M. (2019). Karakterisasi Sifat Fungsional Isolat Protein Biji Sorgum Merah (Sorghum bicolor (L.) Moench) Varietas Lokal Bandung. Chimica et Natura Acta, 7(1), 14. https://doi.org/10.24198/cna.v7.n1.19683

Downloads

Published

30-07-2021

How to Cite

Wulandari, E., Rahimah, S., & Totos, R. G. (2021). ISOLASI PROTEIN SORGUM SEBAGAI PRODUK SAMPING EKSTRAKSI PATI MENGGUNAKAN METODE PENGGILINGAN BASAH. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 9(3), 148–154. https://doi.org/10.21776/ub.jpa.2021.009.03.2

Issue

Section

Articles